GEMA JUMAT, 25 OKTOBER 2019
Zaman now lembaga pendidikan Pesantren atau dayah menjadi pilihan utama masyarakat dalam belajar. Orang tua lebih percaya untuk menitip anaknya yang berusia SMP dan SMA di pesanren daripada sekolah umum untuk mendapat pendidikan yang lebih baik. Anak didik yang belajar di lembaga pesantren atau dayah disebut santri dan tanggal 22 Oktober ditetapkan dan di peringati sebagai hari santri nasional.
Santri zaman now tentunya berbeda dengan santri zaman old, dimana santri harus siap dengan perkembangan zaman yaitu melek teknologi. Apalagi perkembangan teknologi sangat pesat dan teknologi masuk di seluruh lini aktivitas masyarakat. Santri harus terus berbenah mengasah kemampuan diri menghadapi berbagai tantangan tanpa melepaskan jiwa pengabdian , akhlak dan keislamannya.
Santri zaman now tidak lagi berpakaian lusuh dan berpeci kupluk, tapi bisa berpeci putih seperti pak haji dan bisa bersarung meskipun diluar negeri.
Santri zaman now dituntut tidak hanya pintar ngaji baca kitab kuning tapi juga bisa bahasa asing, berpengalaman dan harus melek teknologi sebagai bekal agar bisa berkontribusi terhadadap pembangunan bangsa dan negara. Musuh Islam menyerang dengan senjata pena, santri juga membalas peluru dengan tipe data dan fakta.
Santri zaman now mampu menjaga tradisi lama walaupun zaman telah berbeda namun tetap memelihara budaya budaya tradisional kesantrian yang baik dan mengambil budaya baru yang lebih baik.
Santri zaman now harus mampu mengetahui ekonomi dan politik karena soal ilmu keagamaan tidak diragukan lagi hanya tinggal di aplikasinya dalam kehidupan bermasyarakat.
Santri zaman now harus punya rasa percaya diri supaya dia bisa berkontribusi dalam masyarakat dan harus membiasakan diri berdiskusi untuk mendapat ilmu dari beragam macam sisi sehingga mampu menjadi agen perubahan dalam masyarakat.
Santri zaman now yaitu santri yang tidak anti terhadap perkembangan pengetahuan baru, santri yang mau berkarya dibidang keahliannya dengan menggunakan media teknologi, familiar dengan media sosial dan berdakwah melalui facebook bahkan youtube.
Santri zaman now juga harus berani melawan hoax serta cerdas menyaring informasi yang belum jelas asal usulnya.
Intinya, santri zaman now dalam menghadapi tantangan zaman yang kian berubah dalam segala aspek kehidupan. Ekonomi, politik, sosial dan budaya harus mampu menjadi subjek dalam berbagai bidang kehidupan. Mengamalkan ilmu dari pondok pesantren tidak harus menjadi kiai, melainkan bisa mejadi pejabat, birokrat, insinyur, direktur, pengusaha , dokter seniman dan profesi lainnya serta jiwa keagamaan tetap tercermin dalam setiap bidang yang menjadi profesi. Selamat hari santri, jayalah para santri. (Fauziyah)