GEMA JUMAT, 23 NOVEMBER 2018
Oleh: Nurjannah Usman
“Shalatlah engkau sebelum dishalatkan orang,” begitu hadist Rasulullah yang selalu kita ulang-ulang dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi apakan shalat kita selama ini sudah dilakukan dengan syarat dan rukun yang benar? Itu perlu kita pertanyakan pada diri kita masing-masing. Apakah shalat saya sudah sah sesuai secara hukum Islam?
Hidup didunia ada tujuan untuk mencari bekal membawa pulang ke alam barzah bukan hanya sekadar mencari dan menikmati sesaat didalam dunia fana ini. Terkadang hal itu memang sudah kita tau tetapi kita tidak menyadari dan merenunginya, sehingga kita lupa tujuan yang sebenarnya hidup di bumi Allah ini. Sehingga terkadang kita sering mengabaikan amalan-amalan yang diwajibkan Allah seperti shalat lima waktu yang wajib kita tunaikan dalam keadaan bagaimanapun.
Terkadang kita lupa shalat merupakan hal utama yang harus dikerjakan, sehingga waktu shalat yang sebenarnya terabaikan bersama kesibukan kita beraktifitas di bumi Allah. Seharusnya beraktifitaslah di sela-sela waktu shalat bukan sebaliknya, shalat di sela-sela kesibukan. Sehingga shalat kita terkesan terburu-buru dikejar waktu untuk beraktifitas kembali.
Allah telah berfirman, “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.” (QS.al Baqarah ayat 2). Ayat tersebut seruan bagi ummat Islam tentang kewajiban shalat. Semua kita tau yang menemani kita kelak bukan harta, bukan pangkat, jabatan maupun pasangan tercinta melainkan shalatlah yang setia menemani kita sampai ke alam barzah dan seterusnya.
Rasulullah pernah bersabda, “Bila shalatnya baik maka baik pula seluruh amalnya, sebaliknya jika shalatnya rusak maka rusak pula seluruh amalnya.” Dari hadits tentu kita sepakat bahwa tidak ada ibadah yang paling penting nilainya dibandingkan shalat. Mengapa? Sebab shalat merupakan rukun Islam yang pertama berupa ibadah yang pertama kali dipertanyakan di hari akhir kelak. Jika shalat kita baik, maka amal ibadah lain akan diperhitungkan. Tapi bila shalat tidak baik, maka semua amalan lain akan diabaikan.
Di hadist yang lain Rasululullah pernah bersabda, “Sungguh seseorang telah shalat selama 60 tahun, tetapi satu pun shalatnya tidak ada yang diterima.Boleh jadi ia menyempurnakan rukuk, tetapi tidak meyempurnakan sujud. Atau, ia menyempurnakan sujud, tetapi tidak menyempurnakan rukuk.” (HR. Abul Qashim dalam As-Silsilah Ash-Shahihah).
Terkadang ada juga gaya shalat asal adanya tanpa peduli syarat sah secara hukum, bagaimana cara dia berwudhu’? terkadang yang perempuan bagian mukanya seperti pelipis tidak ikut terbasuh waktu berwudhu’, begitu juga anggota tubuh lainnya.
Ada juga tidak memperhatikan pakaiannya sudah disucikan secara syari’ atau belum. Sehingga ketika dia memakai didalam shalat bukan pakaian yang bernajis. Bagaimana setelah berwudhu’ terkadang sudah terinjak najis tetapi langsung melakukan shalat dikarenakan kurang paham bagaimana suci yang sebenarnya.
Banyak hal yang benar-benar harus dipahami pada saat melakukan shalat, kita harus mengerti bebarapa hal diantaranya: mengerti rukun wudhuk, yang membatalkan wudhu’, rukun shalat, yang membatalkan shalat dan sebagainya. Jika semua hal sudah diperhatikan maka untuk menunaikan shalat tentunya sudah ada bekal, sambil juga tetap terus harus belajar sampai akhir hayat.
Previous ArticleMencintai Nabi Setulus Hati
Next Article Mensyukuri Uswah Rasul
Related Posts
Add A Comment