Gema JUMAT, 03 JUNI 2016
Oleh: Sayed Muhammad Husen
Masyarakat Aceh menyambut puasa Ramadhan dengan tradisi Meugang. Meugang adalah hari khusus membeli dan mengkonsumsi daging sapi atau kerbau lebih banyak dibandingkan hari dan bulan lainnya. Sebagian masyarakat miskin cukup dengan memasak ayam atau bebek. Tradisi terun temurun ini wujud syukur, peduli dan kegembiraan menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.
Wikipedia menulis: Meugang adalah tradisi masyarakat Aceh memasak daging dan menikmatinya bersama keluarga, kerabat dan yatim piatu. Meugang atau Makmeugang merupakan tradisi menyembelih hewan berupa kambing, kerbau atau sapi dan dilaksanakan satu atau dua hari jelang Ramadhan.
Tradisi Meugang sudah dilaksanakan ratusan tahun lalu, sejak masa Kerajaan Iskandar Muda (1607-1636 M). Dia memotong hewan dalam jumlah banyak dan dagingnya dibagikan secara gratis kepada seluruh rakyatnya. Hal ini dilakukan sebagai wujud syukur atas kemakmuran dan rasa terima kasih kepada rakyat.
Sekarang, tradisi Meugang terus berkembang, seiring kemajuan dan kemakmuran masyarakat. Bahkan “meugang” dalam bentuk mengkonsumsi daging dapat lebih sering dilalukan sepanjang tahun, misalnya pada momentum peringatan maulid Rasulullah, syukuran anak yatim, pesta walimahan, khitanan dan kenduri lainnya.
Kita mencatat, satu hal agak terlupakan dari tradisi Meugang ini adalah semangat berbagi. Meugang hanya dilakukan individual dan keluarga masing-masing, tanpa membagikannya kepada masyarakat sekitar seperti halnya qurban. Sehingga dalam masyarkat terdapat masyarakat tak beruntung yang tak mampu melakukan Meugang akibat harga daging terus melangit.
Karena itu, kita mengapresiasi Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) Aceh yang melakukan penggalangan infak untuk berbagi Meugang bersama fakir miskin. Sungguh inisiatif ini menjadi inspirasi bagi komponen masyarakat lainnya. Ini dapat melengkapi beberapa komunitas/organisasi yang telah melakukan Meugang bersama masyarakat.
Kita mengingatkan kembali setiap pribadi muslim, instansi pemerintah dan organisasi masyarakat supaya memberi perhatian terhadap sebagian masyarakat yang masih miskin atau fakir. Sudah seharusnya sebagian daging yang akan kita konsumsi pada hari Meugang dapat kita sedekahkan kepada kerabat dan tetangga dekat yang membutuhkannya. Dengan Meugang inilah kita segerkan rasa empati kita.
Jika selama ini kaum profesional mendapat subsidi Meugang dari kantornya, maka wajar saja fakir miskin mendapat jatah Meugang dari saudara seiman. Maka, marilah berbagi Meugang sering kita menyambut syahrul mubarak, Ramadhan 1437 hijriah.
Previous ArticleMotivasi Menyambut Bulan Suci Ramadhan
Next Article Puasa untuk Memanusiakan Manusia
Related Posts
Add A Comment