Salah satu orang terpenting dalam kehidupan seorang anak adalah gurunya. Apakah Anda seorang pendidik atau bukan, penting untuk memahami peran yang dimainkan guru dalam pendidikan karakter dan mengajar anak-anak bagaimana berperilaku baik sendiri.
Tanggal 25 November seluruh sekolah memperingati hari guru, itu suatu bentuk penghargaan dan penghormatan kepada setiap guru atas setiap jerih payahnya dalam melakoni tugas mulia mendidik anak didiknya, upaya yang dilakukan penuh dengan pengorbanan dan tanpa kenal lelah pada anak didiknya yang sering kali dianggap sederhana padahal berdampak pada terwujud tujuan besar “Mencerdaskan Kehidupan Bangsa.”
Pagi itu dalam acara maulid yang di adakan di sebuah sekolah, orang tua berbicara tentang hari guru. Berbagai pendapat dari orang tua terucapkan begitu saja, ada yang kemungkinan berbicara dengan hati ada juga yang langsung blak-blakan, mungkin jika ada guru siapa pun di situ pasti akan berpikir “ini orang belum pernah jadi guru, jadi belum tahu bagaimana suka dukanya jadi seorang guru.”
“Nanti tanggal 25 hari guru, ya kita beli hadiah lagi untuk guru anak-anak sekolah kita, keluar uang lagi,” ungkap ibu Dewi.
“Guru tidak meminta diberikan hadiah di hari guru, itu bentuk apresiasi dari orang tua untuk seorang guru, jika ada rezeki apa salahnya kita berikan kado yang menurut saya tidak setiap hari diberikan, hanya setahun sekali. Guru kan capek dan lelah juga dalam mendidik anak-anak kita di sekolah, coba lihat kondisi ketika corona melanda, apakah orang tua sanggup mengajarkan anak di rumah, yang ada semua mengeluh karena tidak sekolah, apa salahnya memberikan sedikit walaupun tidak seberapa atau mahal,” ucap ibu Lala.
“Iya, saya tidak akan mampu menjaga dan mengajarkan anak saya sendiri tanpa bantuan guru di sekolah, guru tidak mengharapkan hadiah mahal yang penting ikhlas,” jelas ibu Anik.
“Iya sih semuanya berpulang pada diri masing-masing orang tua, mau memberikan hadiah ya silahkan, tidak juga ya tidak apa-apa, tapi apa tidak sedih anak kita ketika temannya ada, ia tidak ada. Itu seperti sebuah tradisi di hari guru, bahkan ada di sekolah-sekolah di hari tersebut pun memilih guru favorit, ada yang memang diperingati di sekolah” tambah ibu Lala lagi.
Saya tidak bisa berkata apa-apa, sebab saya tidak mau terjadi perdebatan antara ibu-ibu tersebut tentang hari guru. Saya hanya bisa mendengarkan dan mengangguk saja apa yang ibu-ibu itu bicarakan. Menurut saya, mau kasih hadiah atau tidak di hari guru, itu semua berpulang pada diri masing-masing bukan suatu paksaan dan keharusan. Semua menurut hati masing-masing dan kepekaan juga dari orang tua.
Sepertinya perbincangan antara semua orang tua tersebut jadi panjang dan lama. Saya tidak sanggup berlama-lama, akhirnya meminta izin duluan sama semuanya. Saya juga seorang guru jadi merasa tidak enak hati jika saya ikut berbicara dengan mereka, apalagi mengenai hadiah atau kado di hari guru.
Menjadi guru memberikan arti menjadi sosok yang posisi dan kedudukannya sangat dihormati, setiap ucap yang dilakukannya menjadi metamorfosa jawaban akan kebutuhan pendidikan bagi setiap insan yang menjadi anak didiknya, berbagai langkah verbal yang keluar dari sosok guru juga merupakan asupan pembelajaran yang mesti didengarkan, dipahami atau diyakini demi agar sebagai anak didiknya mampu memahami setiap ilmu yang disampaikan. Bahkan terkadang ada orang tua yang tidak sanggup mengajarkan membaca untuk anaknya, tetapi seorang guru masih sanggup dengan penuh kesabaran mengajarkan anak didiknya. Dan juga ada anak-anak di rumah tidak mau belajar, tetapi di sekolah begitu rajin dan tekun belajar sama gurunya.
Memang menjadi guru itu tidak mudah, banyak tantangannya tetapi menjadi guru itu adalah pekerjaan mulia, banyak sudah guru-guru yang melahirkan orang-orang hebat, jika tidak ada guru mungkin akan banyak orang yang tidak tahu apa-apa, walaupun dukungan dan motivasi dari orang tua juga sangat di perlukan agar bisa melahirkan generasi -generasi yang pintar dan hebat. Walaupun terkadang hanya sebagian yang mengingat guru waktu masih TK atau SD. Yang mereka ingat adalah guru ketika sudah di perguruan tinggi saja.
Di momentum hari guru ini, semoga berbagai upaya-upaya nyata yang dilakukan pemerintah dalam rangka mewujudkan kesejahteraan guru mampu menjadi jawaban atas problematika guru dan kehidupannya.
Dalam sebuah hadis riwayat Ibnu ‘Abdil Barr menyatakan, “Pada hari kiamat, tinta orang-orang yang berilmu ditimbang dengan darah para syuhada,” Sedangkan dalam hadis lain dikatakan bahwa golongan yang diberi kesempatan memberikan syafaat, di samping para nabi dan para syuhada adalah orang-orang yang berilmu. Demikian sebagaimana yang diriwayatkan Ibnu Majah. Maksud dari orang berilmu tersebut adalah guru-guru yang telah mengajarkan atau memberikan ilmunya. Semoga semua guru yang ada selalu mendapatkan hal yang terbaik dalam kehidupannya baik di dunia maupun akhirat. Aamiin. Menjadi guru itu akan selalu dinilai dan ditiru oleh anak didiknya. Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa *Eriza*