Facebook Twitter Instagram
    Sunday, February 5
    Trending
    • ISAD Selenggarakan Pengajian Tastafi Bahas Syari’atkan Politik Aceh
    • Ketegasan dan Adil
    • Mengenal Lebih Dekat Lembaga Wali Nanggroe
    • MENEMPATKAN SESUATU PADA TEMPATNYA
    • Manjaga Kelestarian Alam
    • MRB Optimalkan Pengelolaan Dana BLUD dan Infak
    • Kisah Mualaf Artis TikTok Filipina, Taaliah Hajra Camilo
    • MENUJU KEHIDUPAN YANG PENUH BERKAH
    Facebook Twitter Instagram
    Gema BaiturrahmanGema Baiturrahman
    • Salam
    • Khutbah Jumat
    • Peristiwa
    • Laporan Utama
    • Dialog
    • Mimbar
      • Opini
      • Menara
      • Kubah
      • Mihrab
      • Tafsir
      • Fikrah
    • Advetorial
    • E-Paper
    Gema BaiturrahmanGema Baiturrahman
    Home » Gempa, Ujian atau Azab?
    Indeks

    Gempa, Ujian atau Azab?

    RedaksiBy RedaksiAugust 10, 2018No Comments3 Mins Read
    Facebook Twitter LinkedIn Telegram Pinterest Tumblr Reddit WhatsApp Email
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

    GEMA JUMAT, 10 AGUSTUS 2018
    Oleh: Murizal Hamzah
    Daerah Seribu Masjid berduka. Gempa bumi pada Ahad, 5 Agustus 2018 berkekuatan 7 SR telah menghancurkan rumah-rumah, masjid, dan lain-lain serta paling kurang 100 warga syahid termasuk yang sedang shalat di masjid di Lombok NTB. Dalam suasana berduka, masih ada manusia yang mengaitkan bencana
    alam ini dengan politik.
    Sungguh tidak elok ketika warga dalam kesedihan, ada segelintir yang menyatakan gempa ini sebagai azab karena berbeda haluan dukungan politik. Terus saja, rakyat Aceh sudah merasakan gempa terbesar di dunia yakni 9,2 SR pada Aleuhad, 26 Desember 2004.
    Ketika itu ada pernyataan bahwa gempa yang disusul smong itu karena melawan NKRI. Maka Allah SWT murka dengan memberi azab yang maha dahsyat. Tentu saja warga Tanoh Endaut sangat tidak nyaman dengan ucapan-ucapan yang tidak ada rasa sosial atau merasakan kepedihan.
    Bagaimana kita menyikapi pada daerah yang mengalami bencana alam seperti banjir, gempa bumi dan sebagainya? Ya utama menyampakan empati dan duka mendalam, berdoa serta memberi sumbangan kepada warga yang butuh bantuan. Mereka itu perlu makanan dan tempat tinggal bukan butuh pernyataan yang menyakitkan warga di tempat bencana.
    Kapan kita menyebut sebagai ujian, cobaan atau azab? Cobaan dan ujian adalah sunnatullah yang Allah berlakukan terhadap hamba-hamba-Nya di muka bumi. Cobaan dan ujian adalah sarana untuk mengungkap keimanan seseorang; apakah benar-benar beriman atau tidak.
    “Alif laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orangorang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (Al-Ankabut: 1-3)
    Cobaan dan ujian alat introspeksi diri dan pelajaran agar manusia dapat lebih baik dalam beribadah kepada Allah swt. Suatu ketika Sa’d bin Abi Waqash bertanya kepada Rasulullah.
    “Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling berat cobaannya?”
    “Para nabi, kemudian orang-orang yang seperti para nabi, kemudian orang-orang yang seperti mereka. Seorang hamba diuji Allah berdasarkan keimanannya. Jika keimanannya kokoh, maka semakin berat cobaannya. Namun jika keimanannya lemah, maka ia akan diuji berdasarkan keimanannya tersebut. Dan cobaan tidak akan berpisah dari seorang hamba hingga nanti ia meninggalkannya berjalan di muka bumi seperti ia tidak memiliki satu dosa pun. (HR. Turmudzi).
    Ketika Allah SWT membinasakan suatu kaum, di satu sisi itu adalah azab yang Allah alamatkan kepada lantaran kekufuran kepada Allah. Di sisi lain itu ujian bagi kaum yang beriman supaya lebih dapat meningkatkan keimanannya kepada Allah.
    Kita simak kisah Nabi Nuh di surat ayat 25-49. Kaum yang senantiasa ingkar dan tidak mau berima, maka Allah timpakan azab kepada mereka banjir besar. Al-Quran menggambarkan banjir itu datang dengan gelombang seperti gunung. (Hud: 42).
    Banjir ini jika dilihat dari satu sisi adalah azab kepada kaum Nabi Nuh.
    Di sisi ini adalah ujian dan cobaan sekaligus rahmat bagi orang-orang beriman yang mengikuti Nabi Nuh. Bagi Nabi Nuh sendiri, kejadian tersebut merupakan ujian berat. Karena dengan mata sendiri dari bahtera menyaksikan anak kandungnya lenyap ditelan ombak besar (Hud:43).
    Akhirukalan, mari kita sampaikan doa kepada warga yang syahid dalam gempa di Lombok, melaksanakan shalat ghaib serta mengirim dana sabagai tanda kita bersaudara dalam darah keimanan yang sama.

    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email
    Previous ArticleIman Menundukkan Hawa Nafsu
    Next Article Spiritualitas Islam dalam Seni Aceh
    Redaksi
    • Website

    Related Posts

    ISAD Selenggarakan Pengajian Tastafi Bahas Syari’atkan Politik Aceh

    January 27, 2023

    Ketegasan dan Adil

    January 27, 2023

    Mengenal Lebih Dekat Lembaga Wali Nanggroe

    January 27, 2023
    Add A Comment

    Comments are closed.

    Informasi Terkini

    ISAD Selenggarakan Pengajian Tastafi Bahas Syari’atkan Politik Aceh

    January 27, 2023

    Ketegasan dan Adil

    January 27, 2023

    Mengenal Lebih Dekat Lembaga Wali Nanggroe

    January 27, 2023
    Tabloid Gema Baiturrahman: Menuju Islam Kaffah
    Tabloid Gema Baiturrahman: Menuju Islam Kaffah

    Gema Baiturrahman merupakan media komunikasi Mesjid Raya Baiturrahman yang terbit setiap Jumat sejak

    Facebook Twitter Instagram
    Populer

    Karya Sastra Jangan Merusak Karakter Bangsa

    April 5, 2015

    SIKSA KARENA MELUPAKAN PERINGATAN ALLAH SWT

    February 25, 2022

    Lahe Nabi

    October 7, 2022

    Semua Perusahaan Harus Daftarkan BPJS Karyawan

    October 4, 2019
    © 2023 Gema Baiturrahman oleh Acehin.com.
    • Redaksi
    • Kontak Gema
    • Pedoman Media Siber
    • Aturan Layanan
    • Indeks

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.