“Wahai orang-orang yang beriman! Jagalah diri dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu…” (QS. At-Tahrim: 6)
Kalau kita membaca riwayat keluarga Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, maka sosok Ismail alaihissalam menjadi simbol sebagai anak yang shaleh yang menjadi teladan sepanjang zaman yang kemudian Allah SWT mengangkatnya menjadi seorang nabi. Bahkan melalui silsilah dan keturunan Ismail ’alaihissalam inilah kemudian lahir rasul paling mulia yaitu Rasulullah Muhammad SAW. Allah berfirman yang artinya : “Sungguh telah ada untuk kalian teladan yang baik dalam diri Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya.” (QS. Al-Mumtahanah: 4)
Mencetak dan mempersiapkan generasi shaleh bukanlah perkara yang gampang di era digital hari ini, justru harus diakui sebagai perkara yang sungguh sangat berat dan memerlukan banyak pengorbanan dan kesabaran terutama para orang tua. Betapa tidak, anak-anak yang tumbuh saat ini berbeda era dengan orangtuanya. Mereka tidak terlepas dari pengaruh teknologi seperti pisau bermata dua serta lingkungan yang akan membentuk kepribadiannya.
Oleh karena itu peran orang tua dalam mempersiapkan generasi penerus yang shaleh dan islami sangat penting. Anak-anak yang dididik dengan tuntunan Islam diharapkan menjadi anak-anak yang sholeh, berbakti dan berguna bagi bangsa, negara, masyarakat dan agamanya. Hendaknya orang tua harus mendambakan anak-anaknya menjadi peribadi yang shaleh dengan selalu berdoa kepada Allah yang artinya : “Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqaan, 25:74)
Karena itu, marilah kita merenung sejenak untuk belajar dari ayahanda para nabi dan rasul, Nabiyullah Ibrahim ‘alaihissalam. Belajar tentang betapa pentingnya nilai keluarga kita, tentang betapa pentingnya nilai anak saleh bagi orang tuanya di dunia dan akhirat. Sebagai orang tua, kita harus memberikan bekal ketaqwaan yang cukup kepada mereka. Karena tanpa ketaqwaan, mustahil mereka dapat menjadi generasi muslim yang dapat diandalkan dan ditunggu peran sertanya dalam pembangunan bangsa dan umat.[]