Tahun baru segera tiba. Hanya empat hari lagi, umat merayakan tahun baru Islam 1 Muharram 1443 H. Perputaran waktu begitu cepat dan kini segera berada di gerbang tahun baru hijriyah ketika dunia masih kelam.
Sudah lebih setahun, sekitar 7 miliar warga dunia dalam kegalauan diserang virus Corona. Bagi umat Islam, ini sudah dua kali ibadah haji dari luar Arab tidak bisa menunaikan Rukun Islam. Kita semua berdoa dan berikhtiar agar tahun depan, umat dari luar Arab dapat berhaji setelah Covid-19 reda atau dikendalikan.
Semua pihak butuh kepatuhan mengikuti protokol kesehatan dengan taat pada 5M dan pemerintah melaksanakan 3T. Dengan demikian kasus Covid-19 bisa berkurang dan sebagainya. Mengantisipasi penularan dan penyebaran virus Covid serta penyembuhan pasien. Arab telah menetapkan ada 9 negara yang jika berumrah mulai 10 Agustus ini atau Muharram 1443 H harus transit di negara ketiga sebelum masuk ke Tanah Suci.
Indonesia termasuk dalam 9 negara yang harus karatina selama 14 hari sebelum berumrah. Padahal ibadah umrah itu selesai dalam waktu beberapa jam. Tentu saja ini keputusan otoritas Kerajaan Arab Saudi setelah mengamati kasus Covid-19 di Indonesia masih tinggi. Jadi calon jamaah umrah dari Nusantara ini diwajibkan karatina di negara lain untuk memastikan tidak membawa virus Covid ke Tanah Suci.
Kita sudah paham bahwa umat Islam wajib ikhtiar agar tidak terjangkit penyakit. Umat harus sehat dan kuat karena dengan kekuatan itu, bisa beribadah dengan sempurna tanpa bantuan orang lain. begitu juga dengan pandemi Covid-19 yang hingga kini belum ditemukan obat.
Vaksinasi Covid-19 adalah bagian dari memperkuat ketahanan tubuh agar bisa menahan serangan virus ini. yang sudah divaksin dua tahap bisa saja terpapar Covid-19. Bedanya menurut dokter, yang sudah divaksin memiliki daya pulih lebih cepat daripada yang belum divaksin. Kita yakin Insya Allah, obat Covid akan ditemukan. Ikhtiar dioptimalkan. Taqarrub dan doa dipanjatkan. Tawakkal dan berserah diri menjadi kekuatan. Nasihat dokter Islam Ibnu Sina yakni ketenangan adalah separuh obat dan kepanikan adalah separuh penyakit..
“Setiap penyakit ada obatnya. Apabila ditemukan obat yang tepat untuk suatu penyakit, akan sembuhlah penyakit itu dengan izin Allah ‘azza wajalla.” (HR Muslim)
Jika ditanyakan apakah umat Islam di Indonesia ingin berhaji pada 2022? Pasti jawabannya sangat ingin berhaji. Salah satu caranya kita harus menurunkan kasus Covid-19 dengan mematuhi protokol kesehatan menerapkan 5M dan pemerintah melaksanakan 3T. mesti ada kerja sama antar warga dengan negara agar kasus Covid bisa menurun dari hari ke hari.
Mari kita memasuki tahun baru Islam pada 10 Agustus dengan semangat perubahan pemikiran bahwa mulai tahun baru ini lebih baik lagi dalam pemikiran dan memahami persoalan termasuk info bohong tentang Covid-19. Bahwa Covid bisa menyerang siapa saja ketika kekebalan tubuh sedang lagi menurun. MUI mencatat selama setahun lebih Covid-19, paling kurang sekitar 600 ulama syahid. Tidak disebutkan berapa yang berpulang ke Rahmatullah karena diserbu virus Covid-19 atau non Covid-19.
Semangat hijrah pemikiran bahwa salah satu ikhtiar agar umat dapat berhaji pada 2022 yakni mempercepat proses kekebalan komunitas melalui vakisinasi serta mengamalkan protokol kesehatan. Jadikan momen tahun baru Islam ini bahwa pada 2022, kasus Covid di dunia Insya Allah menurun dan Arab sudah bisa mengundang umat dari seluruh dunia untuk berhaji dengan berbagai persyaratan.
Di masa Covid ini, tidak banyak pilihan kecuali menyatukan shaf dan sama-sama berhijrah melewati situasi berat dan penuh ujian. Tidak ada pakar yang bisa memastikan kapan berakhir serbuan virus ini berakhir. untuk itu mulai dari diri sendiri dengan membentengi diri sendiri, keluarga, orang dekat, warga negara hingga penduduk dunia bahwa pada suatu masa flu covid ini bisa ditanggulangi.[Murizal Hamzah]
