GEMA JUMAT, 14 FEBRUARI 2020
Oleh Fauziah Usman, Guru MAN Model Banda Aceh
Pembentukan kepribadian anak sangat ditentukan oleh factor keluarga dan lingkungan. Sebelum berbaur dengan linkungan, tentunya seorang anak bersentuhan dengan keluarga. Baik tidaknya perkembangan anak dimulai dari keluarga karena seorang anak dilahirkan dalam keadan fitrah. Seorang anak lahir dalam keadaan suci bersih. Kedua orang tuanya yang membentuk menjadi pribadi baik atau pribadi jahat. Dalam sebuah hadis Rasulullah saw bersabda bahwa “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Orang tuanyalah yang akan menjadikan ia sebagai Yahudi, Nasrani dan Majusi” (HR. Bukhari).
Menurut teori, pendidikan yang paling baik untuk perkembambangan dan pembentukan pribadi anak adalah pendidikan dengan keteladanan. Dimana orang tua sebagai teladan utama yang akan di gugu dan ditiru usia kanak-kanak, seorang anak akan melakukan sesuatu yang di dengar atau dilihat disekelilingnya.
Adakalanya sebagai orang tua sering kali merasa boleh melakukan suatu perbuatan dan melarang anak anak melakukannya. Seorang ayah yang punya kebiasaan merokok, tapi dia melarang anaknya untuk merokok. Tentunya hal ini tidak sejalan antara perkataan dengan perbuatan. Begitu juga orang tua menyuruh anakanya mengaji sehabis magrib dan melarang menonton TV tapi dirinya melakukan hal yang sebaliknya.
Seringkali kita merasa jengkel dan marah terhadap kebiasaan yang dilakukan oleh anak-anak yang tidak sesuai dengan aturan. Menyalahkan dan mengeluarkan kata-kata kotor untuk anak yang melalukan tindakan tidak baik. menjadi kebiasaan sebagian orang tua. Ketika kata yang kurang baik untuk mengatai anak-anak yang melakukan tindakan jahat, sebetulnya secara tidak sadar yang akan membentuk anak tersebut sesuai dengan perkataan kita.
Terjadinya berbagai kasus demoralisasi akhir-akhir ini yang dilakukan oleh usia remaja membuat kita miris, kecewa dan bahkan kadang marah. Sangat beralasan kita marah dan kecewa terhadap prilaku amoral. Namun tidak ada salahnya sebagai orang tua bermuhasabah sambil membaca ulang hadis di atas.
Dorothy Law Nolte dalam syair children learn cokat they live mengatakan bahwa “ bila anak sering dikritik, dia belajar mengumpat. Bila anak sering dikasari, dia belajar berkelahi. Bila anak sering di ejek, dia belajar menjadi pemalu. Bila anak sering dipermalukan, dia belajar merasa bersalah. Bila anak sering di maklumi, dia belajar menjadi sabar. Bila anak sering mendapat haknya, dia belajar bertindak adil. Bila anak sering mendapat pengakuan, dia belajar menyukai dirinya. Bila anak diterima dan diakrabi, dia akan menemukan cinta”.
Ketika telah berusaha menjadi pribadi teladan yang baik bagi perkembangan anak dan generasi bangsa dan tidak lupa berdoa kepada Allah untuk menjadikan anak kita sebagai pribadi yang saleh dan saleha. Namun masih juga terjadi hal-hal diluar kendali kita, hanya kepada Allah tempat kembali dan mohon ampun. Semoga Allah memberikan yang terbaik kepada pribadi, keluarga dan seluruh ummat Islam. waallahu aklam.
Tuesday, February 7
Trending
- ISAD Selenggarakan Pengajian Tastafi Bahas Syari’atkan Politik Aceh
- Ketegasan dan Adil
- Mengenal Lebih Dekat Lembaga Wali Nanggroe
- MENEMPATKAN SESUATU PADA TEMPATNYA
- Manjaga Kelestarian Alam
- MRB Optimalkan Pengelolaan Dana BLUD dan Infak
- Kisah Mualaf Artis TikTok Filipina, Taaliah Hajra Camilo
- MENUJU KEHIDUPAN YANG PENUH BERKAH