GEMA JUMAT, 11 JANUARI 2019
Bambang Pramusinto, (General Manager Kyriad Hotel, Banda Aceh)
Kyriad Muraya Hotel, Diresmikan Plt. Gubernur Aceh Nova Iriansyah, Kamis, 16 November 2017 lalu. Peresmian beroperasinya hotel yang berada di Lima, Banda Aceh, ini ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Plt. Gubernur Aceh didampingi Wakil Ketua DPR Aceh Sulaiman Abda. Keputusan Kyriad Hotel Group berinvestasi di Aceh mengindikasikan bahwa investasi di sektor jasa, perhotelan dan pariwisata memiliki prospek sangat cerah di Aceh.
Kyriad Hotel sendiri merupakan jaringan hotel internasional asal Perancis di bawah Louvre Hotels Group, yang juga membawahi Golden Tulip dan Royal Tulip. Di Indonesia, Kyriad sudah memiliki 15 hotel yang berada di beberapa kota seperti Jakarta, Semarang, Purwodadi, Padang, Makassar, Sorong, dan Bali. Sebagai pendatang baru dalam dunia bisnis perhotelan di Aceh, Wakil Gubernur mengimbau agar manajemen hotel dapat memberikan pelayanan terbaik kepada para tamu, dan jangan lupa untuk mengedepankan nilai-nilai Islam yang berlaku di Aceh. Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut petikan wawancara singkat Tabloid Gema Baiturrahman dengan Bambang Pramusinto, General Manager Kyriad Hotel, Rabu (9/1) kemarin.
Apa pendapat Anda tentang wisata halal?
Secara umum wisata halal dapat diartikan sebagai kegiatan wisata yang dikhususkan untuk memfasilitasi kebutuhan berwisata ummat Islam. Kehadiran wisata halal ini juga hadirnya sebuah paket perjalanan yang mengacu pada aturan hidup umat Islam, baik di sisi adab mengadakan perjalanan, menentukan tujuan wisata, akomodasi, hingga makanan.
Kota Banda Aceh yang kembali mendapat apresiasi di bidang pariwisata dengan terpilih sebagai salah satu penerima Anugerah Pesona Indonesia (API) Tahun 2018 untuk kategori Wisata Halal Terpopuler; khususnya Masjid Raya Baiturrahman.
Bagaimana kesiapan Kyriad?
Alhamdulillah, selama ini Kyrad sangat mendukung, dibuktikan di hotal ini tidak menjual alkohol, dan punya sertifikasi halal. Artinya, semua item-item di hotel kita tidak menjual barang haram. Selain itu, semua kamar di hotel ini menyediakan alquran dan sajadah. Kemudian kita sediakan fasilitas shalat yang cukup representatif untuk tamu dan karyawan. Kita punya dua mushala yang bagus, satu berada di bawah satu lagi di atas, kedua mushalla ini untuk memenuhi kebutuhan tamu, baik yang menginap di hotel atau tamu yang memakai jasa meeting room.
Contoh bentuk layanan syariah selama ini?
Selain contoh yang kami sebutkan tadi, dan pihak kita sangat patuh dengan syariah, contoh yang sudah dan sedang kita mulai sekarang adalah dengan memberi layanan antar jemput kepada tamu yang menginap di hotel untuk dapat shalat subuh berjamaah di Masjid Raya Baiturrahman.
Sejak kapan program ini dimulai?
Kita sudah mulai sejak bulan puasa tahun 2018 lalu, tepatnya sejak bulan juni lalu berarti enam bulan setelah hotel ini diresmikan, awalnya program ini sempat terhenti sejenak, karna awalnya program ini kita rancang untuk bulan amadhan saja. Namun, setelah Ramadhan banyak juga yang respek dengan program ini. Awalnya program inisiatif pihak hotel, sekarang sudah menjadi permintaan para tamu.
Bagaimana respon para tamu?
Alhamdulillah semua tamu yang mennginap disini ingin shalat atau mengunjungi masjid araya, apalagi masjid raya yang masih kokoh ketika musibah tsunami. Syukur-syukur bias shalat di masjid Raya. Dengan program ini mereka sangat senang dan betul-betul merasa sangat puas. Dengan fasiltas ini, banyak para tamu yang ingin di Banda Aceh menginap di Kyriad.
Program lain mendukung wisata halal
Selain Kuliner, semua makanan kita disini halal semua, kita juga memberikan informasi tentang lokais dan tempat wisata yang wajib dikunjungi di Banda Aceh. Disamping itu juga kita juga seperti kemarin punya paket, namanya holiday package itu sarana doup ke meseum tsunami, program ini dibuat karna musim liburan, terutama masyarakat dari tamu singapura, kalau dari dalam negeri kebanyak dari Sumatera Utara, mereka sangat mengapresiasi program ini,antar jemput gratis.
Tamu Kyriad berasal dari mana saja?
Kita banyak tamu dari luar negeri , terutama dari Malaysia, Sinngapura mereka tentu akan mengnjungi tempat-tempat wisata religi, terutama Baiturrahman, ada yang juga minta ke Masjid Baiturrahim Ulee Lheu.
Kalau kita prinsipnya sangat mendukung setiap program dan kebijakan pemerintah sesuai dengan kemapuan dan bidang kita. Jadi, tim kita ibaratnya share informasi dengan informasi dari dinas para wisata, lokasi mana, kuliner mana yang wajib mereka kunjungi.
Apa tindakan Anda dengan prilaku tamu non-syar’i?
Alhamdulillah kita berkoordinasi bagus dengan satpol PP dan WH, karna kita internasional hotel chiet kita, setiap tamu yang berpasangan kita poto kopi kartu indentitas mereka, disitulah kita kross chek dengan baik. Koordinasi kita sangat baik dengan pihak satpol PP dan WH serta Polresta Banda Aceh, jika ada tamu-tamu kita yang kita anggap gerak geriknya mencurigakan, saya berkoordinasi langsung dengan pihak keamanan.
Jika ada hal-hal yang mencurigakan, pihak petugas meminta saya untuk terus memonitor gerak-geriknya. Kalau terjadi apa-apa, langsung dilaporkan, dengan adanya koordinasi dengan baik dengan petugas dan penanggung jawab keamanan. Alhamdulillah, sampai saat ini hotel kita masih bersih dari praktik-praktik tidak baik. Apalagi, saya pribadi turut langsung bersama-bersama pihak keamanan untuk mengantisipasi hal-hal seperti ini.
Apa pesan dan harapan Anda
Sebagai pendatang baru dalam dunia perhotelan, untuk menjungjung tinggi syariat dan qanun dengan sangat bijaksana serta terus memberi pelayanan yang terbaik tanpa melanggar syariat Islam.
Seraya berharap, rekan-rekan hotel yang lain juga punya program yang sama dan terbagus serta memebri fasilitas terbaik guna mendukung wisata halal dan religi. Alhamdulillah, saya sangat bersyukur, ternyata apa yang kita jalankan dengan program antar jemput jamaah ke Masjid Raya, juga diikutidan dicontohi oleh beberapa hotel lainnya di Banda Aceh. Hal posistifnya membuat kita bersyukur dan bangga.
Hal itu kita sudah menanam kebaikan dan berqah juga bagi Kyriad, insya Allah kedepanya, pelanggran-pelanggran syariat di Kota Banda Aceh dapat diminimalisir dengan baik, sehingga imej Kota Banda Aceh makin baik dari masyarakat di luar Aceh. (Marmus)