Oleh Dr. Sri Suyanta (Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry)
Muhasabah 19 Safar 1440
Saudaraku, tema muhasabah hari ini kita bersyukur alhamdulillahi rabbil ‘alamin sudah memasuki kajian mensyukuri asmaul husnaNya Allah yang ke-91, yaitu al-Dhaarru.
Seperti telah disebut bahwa dalam menurut keyakinan Islam, seharusnya tempat mengadu dan berlindung tiada lain kecuali hanya pada Allah saja. Seperti ditegaskan oleh Allah sendiri yang artinya, Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung (berlindung) kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”. (QS. Al-Ikhlas 1-4).
Dan setiap kali kita akan melakukan sesuatu agar tidak diganggu oleh setan dan dari gangguan orang-orang yang berperilaku seperti setan, maka kita juga dituntun untuk membaca “a’dzubillahi minal syaithanirrajim”, aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.
Mengapa kita betlindung hanya kepada Allah? Karena di samping zat yang maha melindungi hamba-hambaNya dan maha menghalangi hamba-hambaNya dari segala gangguan, Allah juga maha pemberi kemudharatan terutama kepada sesiapapun yang mengingkari syariatNya.
Untuk itu tema muhasabah hari ini kita akan mengulangkaji tentang keberkahan mensyukuri asmaul husnaNya Allah yang relevan dengannya, yaitu al-Dhaarru.
Al-Dhaarru secara umum dipahami bahwa Allah adalah zat yang maha mendatangkan kemudharatan kepada sesiapapun yang menolak ajaranNya, mengingkari titahNya, dan apalagi yang mengangkangi aturanNya. Allah berkuasa mendatangkan keburukan, kesedihan, penderitaan, musibah, kecelakaan, penyakit dan segala hal yang menimbulkan penderitaan kepada sesiapapun yang mengingkari syariatNya.
Allah berfirman yang artinya, Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu (Qs. Al-An’aam:l 17).
Orang-orang Badwi yang tertinggal (tidak turut ke Hudaibiyah) akan mengatakan: “Harta dan keluarga kami telah merintangi kami, maka mohonkanlah ampunan untuk kami”. Mereka mengucapkan dengan lidahnya apa yang tidak ada dalam hatinya. Katakanlah: “Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah jika Dia menghendaki kemudharatan bagimu atau jika Dia menghendaki manfaat bagimu. Sebenarnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (Qs. Al-Fath 11)
Katakanlah: “Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudaratan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang gaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudaratan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman” (Qs. Al-A’raaf 188).
Oleh karena itu sudah selayaknya kita mengembangkan akhlak mensyukuri Allah, al-Dhaarru baik di hati, lisan maupun perbuatan nyata.
Pertama, mensyukuri Allah al-Dhaarru di hati dengan meyakini sepenuhnya bahwa Allah yang maha mendatangkan kemudharatan kepada sesiapapun yang mengingkari syariatNya. Agar tidak ditimpakan kemudharatan, maka tidak ada jalan lain kecuali hanya menerima dan memeluk syariatNya dengan sepenuhnya. Dan dengan syariatNya lah kita memperoleh kebahagiaan, baik di dunia ini maupun di akhirat nanti.
Kedua, mensyukuri Allah al-Dhaarru di lisan dengan memperbanyak memuji dengan namaNya seraya melafalkan alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Dengan banyak menyebutNya, semoga Allah melindungi dan menjauhkan kita dari segala nara bahaya dan kemudharatan.
Ketiga mensyukuri Allah al-Dhaarru secara konkret dalam bentuk perbuatan nyata sehari-hari dengan mematuhi segala aturanNya, mengerjakan perintahNya dan meninggalkan laranganNya. Hanya dengan cara ini kita berharap agar Allah tidak mendatangkan kemudharatan kepada kita.
Tuesday, February 7
Trending
- ISAD Selenggarakan Pengajian Tastafi Bahas Syari’atkan Politik Aceh
- Ketegasan dan Adil
- Mengenal Lebih Dekat Lembaga Wali Nanggroe
- MENEMPATKAN SESUATU PADA TEMPATNYA
- Manjaga Kelestarian Alam
- MRB Optimalkan Pengelolaan Dana BLUD dan Infak
- Kisah Mualaf Artis TikTok Filipina, Taaliah Hajra Camilo
- MENUJU KEHIDUPAN YANG PENUH BERKAH