Facebook Twitter Instagram
    Friday, January 27
    Trending
    • ISAD Selenggarakan Pengajian Tastafi Bahas Syari’atkan Politik Aceh
    • Ketegasan dan Adil
    • Mengenal Lebih Dekat Lembaga Wali Nanggroe
    • MENEMPATKAN SESUATU PADA TEMPATNYA
    • Manjaga Kelestarian Alam
    • MRB Optimalkan Pengelolaan Dana BLUD dan Infak
    • Kisah Mualaf Artis TikTok Filipina, Taaliah Hajra Camilo
    • MENUJU KEHIDUPAN YANG PENUH BERKAH
    Facebook Twitter Instagram
    Gema BaiturrahmanGema Baiturrahman
    • Salam
    • Khutbah Jumat
    • Peristiwa
    • Laporan Utama
    • Dialog
    • Mimbar
      • Opini
      • Menara
      • Kubah
      • Mihrab
      • Tafsir
      • Fikrah
    • Advetorial
    • E-Paper
    Gema BaiturrahmanGema Baiturrahman
    Home » Nasehati Pemimpin dengan Santun
    Laporan Utama

    Nasehati Pemimpin dengan Santun

    RedakturBy RedakturJuly 22, 2022No Comments3 Mins Read
    Facebook Twitter LinkedIn Telegram Pinterest Tumblr Reddit WhatsApp Email
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

    Dr. Tgk. H. Muhibbuththabary, M.Ag – Wakil Ketua  Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh

    Siapapun boleh memberikan kritik dan nasihat terhadap penguasa, terutama seorang alim yang takut terhadap Tuhannya atau orang yang mengerti agama yaitu ulama. Orang alim atau ulama wajib memberikan nasihat dan mengingatkan penguasa agar dirinya selalu mengingat kepada rakyatnya atau tidak keluar dari jalan kebenaran Tuhannya. Jika diibaratkan sebagai obor, ulama dan orang-orang alim bagaikan obor penerang umat, terkhusus bagi penguasa agar tidak tidak menyiakan akan amanah yang diemban di pundaknya. Amanah, kekuasaan, dan tanggung jawab yang begitu besar yang dipikul seorang pemimpin cukup rentan disalah gunakan. Nasihat kebaikan harus disampaikan kepada penguasa dengan cara-cara yang makruf. Nasihat yang baik adalah yang disampaikan dengan bahasa lembut, baik, sopan, tegas, dan tidak dibumbui niat ingin mempermalukan si penguasa. Jika nasihat disampaikan menggunakan bahasa kasar, pilihan diksi provokatif, dan semata-mata ingin menjatuhkan wibawa sang penguasa, itu nasihat yang kurang baik. Simak wawancara singkat wartawan Tabloid Gema Baiturrahman, Indra Kariadi dengan Wakil Ketua  Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh, Dr. Tgk. H. Muhibbuththabary, M.Ag

    Bagaimana adab dalam Islam untuk memberi nasihat kepada pemimpin?

    Islam senantiasa mengajarkan sikap santun kepada setiap orang, baik muslim maupun nonmuslim. Terkait dengan nasihat, maka ada kewajiban yang dipandang fardhu kifayah. Jika ada sebagian orang alim, maka hal itu dianggap memadai dalam menyampaikan nasihat tersebut. Menasihati pemimpin dengan nasihat yang baik dan cara yang bijak adalah ibadah yang sangat mulia

    Apakah setiap pemimpin harus diberi nasihat?

    Khusus kepada pemimpin, hal itu dapat dilakukan dengan memberikan saran pikiran kearah kebaikan yang bersifat konstruktif, dengan mengedepankan prinsip: watawa saubil haq, watawa saubil shabr (saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran). Isi dari surat Al-‘Ashr sendiri adalah mengabarkan bahwa sesungguhnya semua manusia itu berada dalam keadaan merugi kecuali dia termasuk mereka yang selalu beramal saleh, saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.

    Siapa yang harus memberi nasihat kepada pemimpin?

    Di Aceh, diatur dalam aturan Qanun Nomor 2 Tahun 2009 tentang tugas dan kewenangan Majelis Permusyawaratan Ulama; Memberikan pertimbangan terhadap kebijakan daerah, meliputi bidang pemerintahan, pembangunan, ekonomi, sosial budaya dan kemasyarakatan. Memberikan nasihat dan bimbingan kepada masyarakat berdasarkan ajaran Islam.

    Bagaimana metode nasihat yang dibolehkan dalam Islam?

    Berpedoman kepada surat al-Nahl: 125, artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

    Dalam ayat ini, Allah SWT memberikan pedoman kepada Rasul-Nya tentang cara mengajak manusia (dakwah) ke jalan Allah. Jalan Allah di sini maksudnya ialah agama Allah yakni syariat Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Allah SWT meletakkan dasar-dasar dakwah untuk pegangan bagi umatnya di kemudian hari dalam mengemban tugas dakwah.

    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email
    Previous ArticleBatu di Tengah Jalan
    Next Article BAGAI BAYI BARU LAHIR
    Redaktur

      Related Posts

      MRB Optimalkan Pengelolaan Dana BLUD dan Infak

      January 27, 2023

      TPQ Plus Baiturrahman Tingkatkan Kualitas Pengajar

      January 20, 2023

      Langkah Konkret Bangun Ekonomi Aceh 2023

      January 20, 2023
      Add A Comment

      Comments are closed.

      Informasi Terkini

      ISAD Selenggarakan Pengajian Tastafi Bahas Syari’atkan Politik Aceh

      January 27, 2023

      Ketegasan dan Adil

      January 27, 2023

      Mengenal Lebih Dekat Lembaga Wali Nanggroe

      January 27, 2023
      Tabloid Gema Baiturrahman: Menuju Islam Kaffah
      Tabloid Gema Baiturrahman: Menuju Islam Kaffah

      Gema Baiturrahman merupakan media komunikasi Mesjid Raya Baiturrahman yang terbit setiap Jumat sejak

      Facebook Twitter Instagram
      Populer

      Jangan Apriori pada Politik

      April 20, 2015

      Mensyukuri Syariat Islam

      April 8, 2018

      Antrian Jadwal Nikah Sepanjang Syawal

      June 29, 2018

      Sambut Ramadhan Forkopimda Aceh Besar Keluarkan Seruan Bersama

      June 26, 2015
      © 2023 Gema Baiturrahman oleh Acehin.com.
      • Redaksi
      • Kontak Gema
      • Pedoman Media Siber
      • Aturan Layanan
      • Indeks

      Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.