GEMA JUMAT, 12 MEI 2017
Oleh: Dr. Murni, S.Pd,I., M.Pd Dosen Prodi MPI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry
Alhamdulillah, even besar Pekan Nasional (Penas) KTNA ke-XV 2017 akhirnya ditutup resmi Gubernur Aceh Zaini Abdullah, kemarin. Pembukaan Penas dilakukan Presiden RI Ir H Joko Widodo di Stadion Harapan Bangsa, Lhoong Raya, Banda Aceh. Kegiatan seremonial pembukaan dihadiri 35 ribu peserta dari 34 provinsi di Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua, tanggal 6-11 Mei 2017. Hari pertama sampai hari terakhir pelaksanaan Penas KTNA ke-XV tentunya banyak kegiatan yang berlangsung dengan tertib dan aman. Banyak hal-hal positif yang dapat kita ambil manfaatnya. Disini penulis menguraikan dua hal saja yaitu:
Pertama, setelah berjuang selama empat kali pekan nasional berturut-turut untuk menjadi tuan rumah Pekan Nasional Petani Nelayan (Penas KTNA), akhirnya Aceh terpilih dan dipercaya menjadi tuan rumah Penas KTNA XV 2017. Dan ini merupakan perjuangan yang tidak sia-sia, karena tidak mudah menjadi tuan rumah yang berskala nasional. Apalagi Indonesia terdiri dari 34 provinsi. Inilah suatu prestasi yang sangat membanggakan bagi seluruh rakyat Aceh dan kita patut bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada kita untuk melaksanakan Penas KTNA XV tahun 2017 ini.
Kedua, rasa syukur kita kepada Allah SWT yang telah menyediakan sumber daya alam yang luas dengan perincian: sekitar 30% dari luas daratannya adalah lahan pertanian dan perkebunan. Panjang garis pantai Aceh adalah 1.660 km dengan luas wilayah laut 295.370 km2, terdiri dari 56.563 km2 daerah laut teritorial dan kepulauan serta 238.807 km2 merupakan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Dengan luas daratan dan laut tersebut Aceh memiliki potensi besar di sektor pertanian, perikanan dan kelautan.
BPS (2014) melaporkan, sektor pertanian masih merupakan bidang yang memberikan porsi paling besar dalam penyerapan tenaga kerja di Indonesia termasuk Aceh, yakni 46,52%, diikuti sektor jasa 20,72%, dan perdagangan 17,06%, sisanya sektor industri pengolahan 4,05% dan lainnya 11,64%.
Memperkuat silahturrahim
Sebagai tuan rumah Penas KTNA XV 2017, masyarakat Aceh sejak dulu terkenal dengan negeri yang terbuka terhadap para tamunya, budaya peumulia Jamee terkait dengan sikap masyarakat Aceh yang suka menerima tamu dan melakukan berbagai upaya untuk mewujudkannya. Sikap yang mentradisi ini dilandasi oleh pandangan bahwa peumulia jamee merupakan perilaku yang terpuji bagi masyarakat Aceh yang menjunjung syari’ah dan sikap ini bersumber dari ajaran Islam.
Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya.” (HR Riwayat Bukhari dan Muslim).
Hadits di atas menjelaskan, bahwa memuliakan tamu termasuk diantara kemuliaan akhlak dan pertanda komitmennya terhadap syariat Islam. Hal ini terbukti pada saat masyarakat Aceh bertemu dengan peserta dari daerah Papua, Ambon, Sulawesi dan juga daerah lainnya yang berkunjung ke stand pameran atau pasar rakyat, suasana damai dan keramah-tamahan masyarakat Aceh sangat mendominasi.
Misalnya pengakuan Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir yang mengucapkan terima kasih atas keramah tamahan yang diberikan oleh masyarakat Aceh kepada peserta dari seluruh daerah di tanah air, baik saat berada di permukiman dan juga di lokasi kegiatan. Dia menjelaskan keramah-tamahan yang diberikan oleh masyarakat Aceh kepada seluruh peserta dari penjuru tanah air membuat semua peserta merasa aman dan nyaman berada di Aceh selama even berlangsung.
Previous ArticleJK Akan Resmikan Landscape Masjid Raya Baiturrahman
Next Article Memakmurkan Masjid
Related Posts
Add A Comment