Facebook Twitter Instagram
    Saturday, February 4
    Trending
    • ISAD Selenggarakan Pengajian Tastafi Bahas Syari’atkan Politik Aceh
    • Ketegasan dan Adil
    • Mengenal Lebih Dekat Lembaga Wali Nanggroe
    • MENEMPATKAN SESUATU PADA TEMPATNYA
    • Manjaga Kelestarian Alam
    • MRB Optimalkan Pengelolaan Dana BLUD dan Infak
    • Kisah Mualaf Artis TikTok Filipina, Taaliah Hajra Camilo
    • MENUJU KEHIDUPAN YANG PENUH BERKAH
    Facebook Twitter Instagram
    Gema BaiturrahmanGema Baiturrahman
    • Salam
    • Khutbah Jumat
    • Peristiwa
    • Laporan Utama
    • Dialog
    • Mimbar
      • Opini
      • Menara
      • Kubah
      • Mihrab
      • Tafsir
      • Fikrah
    • Advetorial
    • E-Paper
    Gema BaiturrahmanGema Baiturrahman
    Home » Pentingnya Peran Ibu
    Dialog

    Pentingnya Peran Ibu

    RedakturBy RedakturDecember 28, 2022No Comments4 Mins Read
    Facebook Twitter LinkedIn Telegram Pinterest Tumblr Reddit WhatsApp Email
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

    Wawancara: Ummi Hj. Rahimun Ibrahim , SS, Anggota MPU Aceh

    Ibu sangat berperan penting dalam mendidik anaknya. Mengapa dikatakan peran yang penting? Karena tarbiyah diarahkan kepada anak-anak, sementara mereka adalah umat masa depan. Bagaimana kondisi anak-anak tersebut dan pendidikannya pada hari ini, demikianlah gambaran umat pada masa mendatang. Apabila anak terdidik dengan baik, berarti disiapkan sebuah umat yang baik di masa mendatang. Sebaliknya, apabila pendidikan anak disia-siakan, niscaya pada masa depan nanti yang muncul adalah umat yang buruk.
    Sebenarnya, pendidikan anak bukan hanya tugas seorang ibu, melainkan tanggung jawab bersama dengan ayah. Tapi seorang ibu adalah madrasatul ula.
    Simak wawancara singkat wartawan Tabloid Gema Baiturrahman Eriza Dahlan dengan Anggota MPU Propinsi Aceh, Ummi Hj. Rahimun Ibrahim , SS

    Apa peran seorang ibu dalam tarbiyah anak?
    Peran ibu dalam tarbiyah anak itu banyak sekali. Ada sebagai penyelamat bagi anak-anaknya, seperti dalam hal menjaga generasi Allah. Seperti contoh dalam cerita bagaimana Siti Asiyah menyelamatkan anaknya dari kejaran tentara firun. Bakti ibu sebagai manager, guru, koki sebagai perawat dan akuntan serta banyak lainnya. Ibu itu di dalam mencukupi gizi terhadap anaknya juga harus dibarengi dengan akidah, tasawuf, dan akhlak juga harus di tanam kepada anak. Apabila si anak sakit, ibu bisa menjadi perawat atau apotik hidup dalam artian bisa membantu atau mengobati anaknya ketika sakit dengan ilmu yang di punya bisa melalui obat-obatan herbal dan sebagianya. Ibu juga sebagai pengatur ekonomu, motivator dan sebagainya.

    Cara mentarbiyahkan anak agar menjadi lebih baik?
    Untuk mentarbiyahkan anak menjadi lebih baik, keluarga dan ibu harus mmemperhatikan lingkungan tempat tinggalnya, rumahnya dan memperhatikan para pendidiknya. Bagaimana anak akan mendapatkan pendidikan di rumah, ibu harus membuat nyaman orang yang ada di rumah dengan mengajak berdiskusi jika ada suatu hal yang urgent, adab ibu terhadap anak-anaknya di runah. Karena anak akan melihat karakter, atau adab seorang ibu itu di rumah, dan setiap tingkah akan belajar, baik itu akhlak maupun sopan santun. Jika keluarganya baik maka anak akan menjadi baik dan juga sebaliknya. Serta juga memperhatika lingkungan atau temannya disekitar agar menjadi baik. Semuanya harus saling mendukung antara keluarga, lingkungan dan juga para pendidik. Dalam Islam dalam mendidik anak itu memperkenalkan Tuhannya, memperkenalkan tasawufnya serta akhlak. Menurut ibnu khaldun yang terpenting dalam didikan adalahnya jagalah mulutnya agar berkata yang baik, telinga agar mendengar yang baik. Itu semua tidak terlepas dari akidah yang baik, dan akhlak atau karakter dan ibadah dalam kehidupan sehari-hari.

    Apa saja yang perlu diperhatikan ibu dalam mendidik anak?
    Selalu memberikan pengawasan kepada anak terutama ketika anak banyak bergaul di luar lingkungan keluarga. Jangan biarkan anak sendiri begitu saja tanpa ada pengawasan dari ibu. Jika anak berbuat salah, biarkan anak belajar dari kesalahan itu sehingga tidak terjadi lagi kesalahan yang sama. Tentunya ini dilakukan pada hal-hal yang tidak membahayakan anak dan masih dalam pengawasan serta hilangkan sifat egois. Sebab banyak ibu-ibu sekarang lebih suka menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk main hp, makeup dibanding satu jam bersama anaknya. Dan juga tegaslah terhadap anak dalam artian harus berwibawa di hadapan anak dan harus dilakukan konsisten sebab merengek adalah senjata ampuh bagi anak untuk mendapatkan apa yang dia inginkan dan banyak lagi hal lainnya yang perlu diperhatikan ibu dalam mendidik anaknya.

    Mengapa seorang ibu dalam Islam disebut sebagai madrasatul ula?
    Ibu sebagai madrasatul ula karena darinya pendidikan anak pertama dan utama di mulai. Dari ibulah seorang anak belajar mengenai banyak hal dan segala hal baru dalam hidupnya.
    Pepatah Arab mengatakan ” Al Ummu Madrasatul ula”, ibu adalah madrasah pertama. Begitu akrab pepatah ini menggaung di telinga ibu merupakan sekolah pertama atau guru pertama bagi anak-anaknya. Mengapa ibu menjadi guru pertama bagi anaknya, ini dikarenakan sejak dalam kandungan, anak sudah bisa mendengar suaranya. Dari ibu anak akan belajar bahasa utama yang dituturkan, maka berhati-hatilah ibu dalam berkata. Mata yang pertama anak lihat juga mata ibunya, jangan memancarkan mata kebohongan tapi pancarkan mata yang bisa berkata jujur. Karena apapun itu yang pertama anak lihat adalah ibunya ketika lahir. Dari situ sudah mendidik anaknya sebelum mendengarkan atau mengetahui hal yang lainnya.
    Orang pertama menemani hidup seorang anak, seorang ibu memberikan pengajaran dan pembangun pondasi diri anak. Ibu menjadi guru pertama bagi anaknya, ia juga mengajarkan budi pekerti dari sejak dini, saat seorang anak ada dalam bimbingannya sedari kecil. Oleh karena itu jasa ibu sangatlah besar.

    Harapan Anda untuk semua ibu di masa sekarang?
    Harapannya sederhana saja, perdalam ilmu pengetahuan, tingkatkan ibadah, akidah serta akhlak. Belajarlah terus ilmu agama agar tidak terpengaruh dengan dunia luar atau pergeseran budaya yang tidak senonoh sehingga merusak akidah ibu dan kurang bisa memberikan pendidikan yang baik dan positif untuk anaknya, jika seorang ibu sudah tidak memahami agama dan berikan hal-hal yamg positif untuk anak, jangan main hp terus menerus depan anak karena dapat merusak anak juga. Jauhi maksiat dengan cara ibadah. Karena ibadah dapat mendekatkan diri kita kepada Allah dan dapat mendidik anak dengan baik.

    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email
    Previous ArticlePj Bupati Aceh Besar Minta  Kader PII  Berkontribusi untuk Daerah
    Next Article Buta di Akhirat
    Redaktur

      Related Posts

      Mengenal Lebih Dekat Lembaga Wali Nanggroe

      January 27, 2023

      Ekonomi Islam Siap Hadapi Resesi

      January 20, 2023

      Dayah Makin Kreatif, Innovatif dan Produktif

      December 16, 2022
      Add A Comment

      Comments are closed.

      Informasi Terkini

      ISAD Selenggarakan Pengajian Tastafi Bahas Syari’atkan Politik Aceh

      January 27, 2023

      Ketegasan dan Adil

      January 27, 2023

      Mengenal Lebih Dekat Lembaga Wali Nanggroe

      January 27, 2023
      Tabloid Gema Baiturrahman: Menuju Islam Kaffah
      Tabloid Gema Baiturrahman: Menuju Islam Kaffah

      Gema Baiturrahman merupakan media komunikasi Mesjid Raya Baiturrahman yang terbit setiap Jumat sejak

      Facebook Twitter Instagram
      Populer

      Ibu Pertiwi Memanggil Belajar di RRI

      April 4, 2020

      Keuangan Syariah

      January 8, 2016

      Bagaimana Kehidupan Akhirat Orang-Orang Kafir

      March 26, 2021

      Bersihkan Hati

      March 18, 2021
      © 2023 Gema Baiturrahman oleh Acehin.com.
      • Redaksi
      • Kontak Gema
      • Pedoman Media Siber
      • Aturan Layanan
      • Indeks

      Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.