Oleh : Fauziah Usman
Perempuan merepukan sebuah kata yang tak lekang oleh zaman, tak luntur oleh masa untuk dibicarakan. Tak cukup air laut menjadi tinta untuk menulisnya. Dari zaman batu hingga era cyber sekarang, perempuan selalu menjadi tema paling hot untuk dibicarakan. Perempuan pertama Hawa diciptakan sebagai pendamping Adam di Syurga. Seringkali disebutkan bahwa perempuan makhluk yang paling mudah terkena godaan. Hal ini didasarkan kepada tergodanya Hawa oleh Iblis hingga dikeluarkan Adam dari Syurga menjadi Khalifah di muka bumi ini. Allah Maha mengatur segalanya, mungkin jika Hawa tidak tergoda memakan buah khuldi belum terlahir perempuanperempuan hebat sperti kita hari ini.
Islam sebagai agama rahmatan lil’alamin dalam sejarahnya telah melahirkan perempuanperempuan hebat yang menjadi teladan bagi kita hari ini. Asiyah istri raja zalim Fir’un merupakan teladan keberanian ketika menentang posisinya sebagai ratu dan mengabaikan semua kemewahan dan kekayaan duniawi hanya demi pengabdiannya kepada Allah SWT. Akibat dari pembangkangannya menentang
kekuasaaan suami yang mengaku sebagai Tuhan, ia disiksa dan disalib hingga wafat sebagai syahid. Panasnya kuala mendidih tak membakar imannya. Subhanallah.
Kemudian kita mengenal Siti Hajar, perempuan hebat yang telah melahirkan Nabi Ismail as dan dengan izin Allah menjadikan tanah gersang Mekkah memancarkan air dan berjuta-juta manusia memadati padang tandus tersebut tiap tahunnya.
Maryam ibunda nabi Isa as. Perempuan suci yang bisa melihat berbagai hal yang dikehendaki Allah, seperti dunia malaikat yang tak dapat dipersepsikan dengan mata biasa. “Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakaria pemeliharanya. Setiap zakaria masuk menemui Maryan di mihrab, ia mendapati makanan disisinya. Zakaria berkata:“Wahai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?” Maryam menjawab, “Makanan itu dari sisi Allah”, Sesungguhnya Allah memberi rizki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab. (QS. Ali Imran: 37).
Dalam perkembangan selanjutnya kita mengenal Khadijah.
Sosok perempuan hartawan. Pendamping baginda Rasulullah dalam menyebarkan Islam di bumi ini. Ketika hari ini feminis barat memojokkan Islam dengan alasan terlalu membatasi ruang gerak perempuan. Jauh-jauh hari sebelumnya pribadi Khadijah telah memberikan teladan kepada ummat manusia khususnya kaum perempuan untuk selalu berkarya. Pada saat tersebut kita ketahui bahwa perempuan adalah pihak yang termarjinalkan dan saat awal kelahiran Rasulullah, kelahiran bayi perempuan akan dibunuh hidup-hidup karena dianggap sebagai aib bagi keluarga. Islam memberikan kebebasan kepada perempuan untuk berada dalam ranah public. Tentunya dengan nilai-nilai Islami.
Fenomena yang berkembang sekarang masih banyak dorongan dan paksaan dari pemegang otoritas tafsir keagamaan untuk meminggirkan perempuan muslim dari peran publiknya, maka upaya-upaya tersebut perlu dipertanyakan kembali. Karena sejarah Khadijah telah membuktikan bahwa perempuan merupakan entitas yang sangat patut berdiri sejajar dengan berbagai tindakan social, agama, dan budaya sebagaimana dilakukan oleh laki-laki. Intinya, peran keperempuan Khadijah telah memberikan suatu teladan tentang ruang gerak kaumnya dalam masyarakat.
Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Bangsa Indonesia, khususnya di Aceh ada beberapa sosok perempuan dengan sepak terjangnya dalam mengusir penjajah sama dengan perjuangan kaum laki-laki. Sebut saja Cut Nyak Dhien. Pribadi pejuang yang ditakuti oleh musuh, disegani oleh kawan. Sebagai perempuan tidak membatasinya dalam mengangkat senjata mengusir Belanda, bahkan dia menjadi pemimpin kaum laki-laki ketika suaminya, Teuku Umar meninggal dunia.
Selain Cut Nyak Dhien, dalam perjuangan Aceh kita juga mengenal Cut Meutia, Laksamana Malahayati, Teuku Fakinah dan lain sebagainya. Perempuanperempuan hebat yang telah kita sebutkan diatas dalam melaksanakan kegiatan sosialnya tak melupakan peran sebagai ibu bagi anak-anaknya, istri bagi suaminya. Sehingga kesuksesannya tak hanya dalam kehidupan bermasyarakat, dalam keluarga juga menjadi kebanggaan dan idola bagi anak suaminya.
Dalam perkembangan mutakhir, banyak kita saksikan ketika seorang perempuan sudah terjun keranah publik banyak hal yang terlewatkan dalam kehidupan. Anak-anak diberi tanggungjawab penuh pada pengasuh. Dimana pengasuh kebanyakan belum mempunyai anak sendiri. Tentunya kasih sayang yang diberikan sangat jauh berbeda dengan kasih sayang seorang ibu. Sehingga banyak melahirkan generasi – generasi yang haus kasih sayang dengan mencari bentuk pelarian sendiri. Pencarian tersebut timbul berbagai penyimpangan-penyimpangan yang tidak diterima dalam masyarakat pada umumnya.Semoga di era modern ini akan lahir lebih banyak lagi perempuan perempuan hebat yang akan memberi perubahan pada dunia. Amin Penulis Guru MAN Model Banda Aceh
Previous ArticleMibara, Gerakan Membuka Cakrawala
Next Article Lomba Zikir
Related Posts
Add A Comment