Facebook Twitter Instagram
    Tuesday, January 31
    Trending
    • ISAD Selenggarakan Pengajian Tastafi Bahas Syari’atkan Politik Aceh
    • Ketegasan dan Adil
    • Mengenal Lebih Dekat Lembaga Wali Nanggroe
    • MENEMPATKAN SESUATU PADA TEMPATNYA
    • Manjaga Kelestarian Alam
    • MRB Optimalkan Pengelolaan Dana BLUD dan Infak
    • Kisah Mualaf Artis TikTok Filipina, Taaliah Hajra Camilo
    • MENUJU KEHIDUPAN YANG PENUH BERKAH
    Facebook Twitter Instagram
    Gema BaiturrahmanGema Baiturrahman
    • Salam
    • Khutbah Jumat
    • Peristiwa
    • Laporan Utama
    • Dialog
    • Mimbar
      • Opini
      • Menara
      • Kubah
      • Mihrab
      • Tafsir
      • Fikrah
    • Advetorial
    • E-Paper
    Gema BaiturrahmanGema Baiturrahman
    Home » TANDA-TANDA KEIKHLASAN BERIBADAH
    Indeks

    TANDA-TANDA KEIKHLASAN BERIBADAH

    RedaksiBy RedaksiJuly 6, 2018No Comments3 Mins Read
    Facebook Twitter LinkedIn Telegram Pinterest Tumblr Reddit WhatsApp Email
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

    GEMA JUMAT, 6 JULI 2018
    Khatib: Tgk H. Syukri Daud Pango (Ketua Majelis Rateb Seribee Aceh)
    Allah berfirman : “Barang siapa mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan jangan ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya,”. (QS:Al Kahfi: 10).
    Sabda Nabi : “Sesungguhnya Allah tidak akan menerima amal kecuali jika di kerjakan dengan ikhlas semata-mata untuknya dan untuk mencari ridhanya,”. (HR Abu Daud dan Nasa’i).
    Hakikat  Ikhlas dan Kedudukannya
    Ikhlas dalam beramal adalah menghendaki pendekatan diri kepada Allah azza wa jalla, mengangungkan perintahNya dan menyahuti panggilanNya. Lawan  dari ikhlas adalah kemunafikan, yaitu menghendaki pendekatan diri kepada sesuatu selain Allah.
    Pentingnya keikhlasan tergambarkan dalam kalam hikmah Syech Ibnu ‘Athaillah As Kandari yang berkata  bahwa amal itu seumpama jasad, sedangkan keikhlasan adalah ruhnya. Artinya amal itu ibarat jasad yang tak bernyawa, sedangkan keikhlasan laksana ruh yang menjadikan jasad itu hidup.
    Tingkatan Keikhlasan
    Keikhlasan itu berbeda-beda tingkatannya. Para ‘abid (ahli ibadah) amal mereka bersih dari sifat riya’ yang nyata maupun yang tersembunyi, bersih pula dari niat yang didasari hawa nafsu. Mereka beramal karena Allah, mengharapkan pahala, ingin selamat dari siksa. Namun demikian, mereka menisbahkan amal itu pada diri mereka dan menjadikannya sebagai tempat bergantung untuk meraih apa yang mereka inginkan.
    Sedangkan muhibbin (pencinta Allah) amal mereka untuk Allah karena mengagungkan dan membesarkan Allah yang memang layak untuk diangungkan. Bukan untuk memperoleh pahala dan lari dari azab. Adapun keikhlasan orang-orang arif berbentuk kesaksian dan padangan mereka, bahwa Allah semata yang menggerakkan mereka dan mendiamkan mereka. Mereka merasa tidak memiliki daya dan upaya dalam hal itu. Oleh karena itu, mereka tidak beramal kecuali dengan bantuan Allah, bukan dengan daya dan kekuatan mereka. Keikhlasan orang arif ini adalah tingkatan yang paling tinggi.
    Noda-Noda yang Mengotori Keikhlasan
    Noda atau penyakit yang dapat merusakan keikhlasan tidak lain melainkan hijab-hijab yang dapat merintangi perjalanan seseorang kepada Allah. Diantara hijab-hijab tersebut adalah perhatian dan kekaguman seorang salik terhadap amalnya yang menyebabkan dia lupa dan terhalangi dari Allah. Dan hijab ini akan hilang dengan pengetahuan seseorang akan rahmat dan karunia Allah terhadapnya. Termasuk hijab adalah harapan si salik untuk mendapatkan kompensasi dari amalnya, baik di dunia maupun di akhirat.
    Solusinya, si salik harus menyadari bahwa dirinya hanya seorang hamba yang harus melaksanakan perintah tuhannya. Hijab lain adalah merasa puas terhadap dirinya dan terpedaya dengannya. Disini si salik benar-benar harus mengamati ibadah-ibadahnya yang kemungkinan besar syaithan dan hawa nafsu mengambil bagian di dalamnya. Si salik juga harus mengetahui hak-hak tuhannya yang dengan itu ia akan mengetahui dirinya sebagai hamba yang penuh dengan kelalaian.
    Kebutuhan kepada Mursyid (Pembimbing Rohani)
    Dalam kitab Tanwir al-Qulub Syech Amin al-Kurdi berkata : “Para ulama sufi sepakat bahwa seseorang harus memiliki seorang mursyid untuk menghilangkan penyakit-penyakit bathinnya. Dan menghiasi diri dengan sifat-sifat terpuji. Jika tidak maka menghilangkan sifat tercela dan meghiasi diri dengan sifat terpuji tidak akan tercapai walau ia ahli ibadah sekalipun”. Karena itu di dalam kitab Iqazhul Himam Arif Billah Syech Ahmad Al Hasani menegaskan bahwa tidak mungkin sama sekali keluar dari nafsu dan menghilangkan riya’ tanpa ada mursyid yang membimbingnya.
    Tanda-tanda Keikhlasan
    Dzun nun Al Misri berkata : “Ada tiga alamat yang menunjukan keikhlasan seseorang, yaitu ketiadaan perbedaan antara pujian dan celaan, lupa memandang amal perbuatannya sendiri, dan lupa menuntut pahala atas amal perbuatannya di kampung akhirat.
     
     
     
     
     
     
     

    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email
    Previous ArticleSemua Ingin menuju Allah
    Next Article Menggapai Juara Akhirat
    Redaksi
    • Website

    Related Posts

    ISAD Selenggarakan Pengajian Tastafi Bahas Syari’atkan Politik Aceh

    January 27, 2023

    Ketegasan dan Adil

    January 27, 2023

    Mengenal Lebih Dekat Lembaga Wali Nanggroe

    January 27, 2023
    Add A Comment

    Comments are closed.

    Informasi Terkini

    ISAD Selenggarakan Pengajian Tastafi Bahas Syari’atkan Politik Aceh

    January 27, 2023

    Ketegasan dan Adil

    January 27, 2023

    Mengenal Lebih Dekat Lembaga Wali Nanggroe

    January 27, 2023
    Tabloid Gema Baiturrahman: Menuju Islam Kaffah
    Tabloid Gema Baiturrahman: Menuju Islam Kaffah

    Gema Baiturrahman merupakan media komunikasi Mesjid Raya Baiturrahman yang terbit setiap Jumat sejak

    Facebook Twitter Instagram
    Populer

    Hukuman Mati

    May 8, 2015

    Mati dalam Iman dan Taqwa

    June 22, 2018

    Milyarder Termuda Sejak Umur 14 Tahun

    August 26, 2016

    Bencana dan Kesiapsiagaan Kita

    December 22, 2017
    © 2023 Gema Baiturrahman oleh Acehin.com.
    • Redaksi
    • Kontak Gema
    • Pedoman Media Siber
    • Aturan Layanan
    • Indeks

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.