Facebook Twitter Instagram
    Friday, January 27
    Trending
    • ISAD Selenggarakan Pengajian Tastafi Bahas Syari’atkan Politik Aceh
    • Ketegasan dan Adil
    • Mengenal Lebih Dekat Lembaga Wali Nanggroe
    • MENEMPATKAN SESUATU PADA TEMPATNYA
    • Manjaga Kelestarian Alam
    • MRB Optimalkan Pengelolaan Dana BLUD dan Infak
    • Kisah Mualaf Artis TikTok Filipina, Taaliah Hajra Camilo
    • MENUJU KEHIDUPAN YANG PENUH BERKAH
    Facebook Twitter Instagram
    Gema BaiturrahmanGema Baiturrahman
    • Salam
    • Khutbah Jumat
    • Peristiwa
    • Laporan Utama
    • Dialog
    • Mimbar
      • Opini
      • Menara
      • Kubah
      • Mihrab
      • Tafsir
      • Fikrah
    • Advetorial
    • E-Paper
    Gema BaiturrahmanGema Baiturrahman
    Home » Tersenyum Bersama Pengungsi Rohingya
    Indeks

    Tersenyum Bersama Pengungsi Rohingya

    RedaksiBy RedaksiMay 29, 2015No Comments3 Mins Read
    Facebook Twitter LinkedIn Telegram Pinterest Tumblr Reddit WhatsApp Email
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

    Senin lalu 25 Mei 2015 saya berkesempatan mengunjungi para pengungsi Rohingya di Posko TPI Kuala Cangkoi Kecamatan Lapang Aceh Utara. Sejak sepuluh hari lalu, mereka sebanyak 330 orang terdiri 168 pria, 70 wanita dan 92 anak-anak direlokasi dari tempat penampungan sebelumnya Kota Lhoksukon. Di sana ada dua bangunan bekas TPI seperti sekolah yang dapat menampung para pengungsi, terpisah antara pria dan wanita. Di bagian antara gedung itu terpasang beberapa tenda untuk menyimpan sembako dan pakaian layak pakai.  Saat kami datang, beberapa pengungsi bebaur dengan masyarakat yang menjenguk mereka. Lokasi itu terpaut sekitar 50 meter dari bibir pantai, sehingga para pengungsi bebas bermain dan menatap luasnya samudera yang pernah mereka arungi berbulan-bulan. Beberapa pengungsi bahkan ikut berfoto bersama warga yang datang berkunjung meski saling tidak memahami bahasa.
    Di bawah dua tenda di bagian tengah lapangan, terlihat tumpukan baju layak pakai, ambal, sarung, sajadah dan lain-lain yang disumbang warga. Sementara tenda lain terlihat tumpukan sembako berupa beras, telur, minyak goreng, roti kering, mie instan, air mineral dan lain-lain. Tampak beberapa petugas berpakaian dinas, relawan dan warga kampung ikut berjaga-jaga sekaligus sebagai petugas penerima bantuan dari pihak yang mengantar langsung.
    Saya mendapat banyak informasi dari salah seorang pengungsi Rohingya yang bisa berbahasa Melayu. Namanya Hussen, berusia 40 tahun mengaku pernah bekerja di Malaysia sebagai pekerja bangunan
    10 tahun silam. Dengan nada sendu ia menceritakan bagaimana mereka saat berada di tengah lautan terkatung-katung kehabisan makanan dan minuman selama dua bulan lebih 20 hari sebelum diselamatkan nelayan Aceh. Ada puluhan orang yang meninggal dalam pelayaran, terpaksa dikuburkan di laut. Tiap saat mereka berdoa sambil menangis siang malam untuk mendapatkan pertolongan. Ketika ditanya perasaannya saat ini, ia mengaku sangat bersyukur atas bantuan yang diberikan saudara seiman dari Aceh. “Kami tidak mau pulang lagi ke Myanmar, biarlah kami mati di Aceh,” ujarnya. Hussen mengaku punya empat orang anak dan isteri yang masih tinggal di sana. Sekarang ia tidak tahu lagi kabar berita keluarganya.
    Hussen menjadi juru bicara para pengungsi di Posko tersebut. Dialah yang menterjemahkan apa yang mau disampaikan teman-temannya. Di antara pengungsi tersebut, terdapat tiga orang yang mampu menghafal Al Quran. Mereka kini mulai bisa tersenyum meski masih didera kesedihan meninggalkan kampung halamannya.  Di posko itu mereka mendapat pelayanan cukup baik. Mereka diberi  pakaian dan makanan yang memadai sumbangan warga dan pemerintah. Berbeda saat mereka ditemukan terapung-apung oleh nelayan Aceh dalam keadaan kurus kering dan pucat. Di posko itu tersedia berbagai keperluan pengungsi termasuk kipas angin di ruang tidur. Sementara di dapur umum, masyarakat secara bergantian mengatur memasak. Tidak ketinggalan mereka ikut menyajikan kuah beulangong bagi pengungsi Rohingya. (Basri A. Bakar)

    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email
    Previous ArticleAgama dan Politik di Aceh: Refleksi Masjid Baitul A’la Lil Mujahidin
    Next Article Memuliakan Khadam Masjid Raya
    Redaksi
    • Website

    Related Posts

    ISAD Selenggarakan Pengajian Tastafi Bahas Syari’atkan Politik Aceh

    January 27, 2023

    Ketegasan dan Adil

    January 27, 2023

    Mengenal Lebih Dekat Lembaga Wali Nanggroe

    January 27, 2023
    Add A Comment

    Comments are closed.

    Informasi Terkini

    ISAD Selenggarakan Pengajian Tastafi Bahas Syari’atkan Politik Aceh

    January 27, 2023

    Ketegasan dan Adil

    January 27, 2023

    Mengenal Lebih Dekat Lembaga Wali Nanggroe

    January 27, 2023
    Tabloid Gema Baiturrahman: Menuju Islam Kaffah
    Tabloid Gema Baiturrahman: Menuju Islam Kaffah

    Gema Baiturrahman merupakan media komunikasi Mesjid Raya Baiturrahman yang terbit setiap Jumat sejak

    Facebook Twitter Instagram
    Populer

    BNPB Bantu Rehab 273 Rumah Korban Gempa Aceh

    February 24, 2017

    Mensyukuri Al-Waasi'

    September 13, 2018

    PERTANGGUNGJAWABAN MANUSIA DI HADAPAN ALLAH SWT

    March 4, 2022

    Tak Ada Pengaruh Walaupun Qanun Jinayat Digugat

    October 9, 2015
    © 2023 Gema Baiturrahman oleh Acehin.com.
    • Redaksi
    • Kontak Gema
    • Pedoman Media Siber
    • Aturan Layanan
    • Indeks

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.