Istri adalah seorang perempuan yang diciptakan Allah dari tulang rusuk laki-laki, yang nantinya menjadi pasangan hidupnya. Istri perempuan lemah yang harus diberikan segala rasa oleh suami.
Suami harus melindungi istrinya lahir dan batin. Suami juga harus menyayangi istrinya dalam berbagai keadaan, sakit, sehat, cantik, jelek, muda, maupun sudah tua, tetap rasa sayang suami itu jangan termakan oleh waktu dan keadaan.
Ketika melafazkan ijab kabul berarti seorang perempuan sudah sah menjadi istri seorang suami. Segala keperluan dan kebutuhan istri menjadi tanggung jawab suami untuk menunaikannya. Apabila suami tidak menunaikan dalam keadaan dia mampu, berarti ganjaran dosa akan diterimanya dan akan dipertanggungjawabkan kelak di hadapan Zat Yang Maha Suci.
Hak istri menjadi tanggung jawab suami seperti memberikan istri nafkah lahir batin. Yang menjadi persoalan bagi istri adalah nafkah lahir yang biasa disebut dengan uang belanja. Suami harus memberikan uang belanja yang cukup kepada istrinya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga secara layak.
Tetapi banyak kasus sekarang, ada pelesetan bahasa dalam bahasa Aceh bagi sebagian orang, “belanja lon kira rezeki jimita kedro jih”’ (belanja saya hitung, rezeki dia cari sendiri). Itu menjadi kata-kata canda yang memiliki arti yang padat.
Sekarang, banyak istri yang produktif dan kreatif, yang mampu mencari rezeki dan memenuhi kebutuhan untuk dirinya dan rumah tangganya. Tidak sedikit terkadang suami merasa banyak terbantu jika mendapati istri yang bekerja, sehingga suami tidak lagi pusing memikirkan uang belanja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya.
Terkadang uang belanja diberikan kepada istrinya seberapa yang ada, karena istri mampu menutupi kekurangan yang ada. Dengan berbagai upaya istri membantu suaminya untuk mencukupi kebutuhan rumah tangganya, dari menambah pendapatan keluarga, mengelola, hingga menyisihkan untuk tabungan.
Istri shalihah dan mengerti agama tidak akan memprotes uang belanja yang diterima. Seorang istri akan berusaha ikhlas menerimanya dan menutupi dengan hasil jerih payahnya. Walaupun ada pelesetan dalam masyarakat yang mengatakan, uang istri adalah milik istri, uang suami juga milik istri, tetapi kenyataan ering terjadi dalam berumah tangga tidak menutup kemungkinan kebalikannya, yaitu tidak ada harta suami dan istri yang ada harta bersama.
Jadi seberapapun uang belanja yang diberikan suami kepada istri akan berkah jika suami ikhlas memberikan dan istri juga ikhlas menerimanya. Jika ada kekurangan banyak-banyaklah berzikir dan mohon keberkahan dari Allah SWT.[]